Minggu, 19 Mei 2013

KONSERVASI LONTAR, KERJASAAMA ANTARA DINAS
KEBUDAYAAN DAN UNIVERSITAS UDAYANA


Dinas Kebudayaan Provinsi Bali bekerja sama dengan mahasiswa jurusan sastra Bali Universitas Udayana merawat lontar koleksi dari disbud di ruang lontar kantor Pusat Dokumentasi Kebudayaan Bali, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Kegiatan konservasi lontar itu bertujuan untuk merawat dokumen-dokumen tua dan sekaligus memberikan praktek langsung bagi para mahasiswa. Lontar merupakan daun yang pada zaman dulu digunakan sebagai media untuk tulis-menulis. Naskah-naskah kuno, bersejarah dan mengandung filsafat yang menjadi koleksi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali sudah berumur ratusan tahun. Sudah barang tentu memerlukan perawatan berkala agar selalu terawat dan terdokumentasi dengan baik. Kegiatan kerjasama ini sangat positif, disamping merawat lontar, para mahasiswa juga bisa mengaplikasikan teori yang mereka dapat di kampus.Bahan-bahan yang digunakan untuk merawat lontar itu adalah alkohol dan minyak sereh untuk membersihkan, dan keluwak untuk menghitamkan naskah yang bertuliskan tulisan bali dan jawa kuno itu. Selain merawat, para mahasiswa juga berkesempatan untuk mempelajari naskah-naskah tersebut.



LONTAR’S CONSERVATION, A COOPERATION BETWEEN
BALI CULTURE AGENCY AND UDAYANA UNIVERSITY

Bali Culture Agency collaborated with college student from Balinese Literary Department, Udayana University in conserving lontar (manuscript made by papyrus leave), in Bali Culture Documentation Center’ office, Bali Culture Agency. The program aimed to conserve the old document as well as give practice directly to the students.Lontar is a leave which was originally used as a media to writing. The hundreds years old manuscripts which have been collection of Bali Culture Agency, contain good philosophy and historic story. It needs conservation periodically, so that they will be well preserved and documented. That is a positive program, in addition to conserve lontar, students also could apply the theory got in college.  The ingredient that was used to conserve lontar is alcohol and lemongrass for cleaning the manuscripts and kluwak (a black fruit usually used as spice) for discoloring the manuscripts which written in Balinese and Ancient Java language. In addition to conserve, the students had a chance to learn these manuscripts. (PM)



LE CONSERVATION LONTAR, UNE COOPERATION ENTRE
L’AGENCE DE LA CULTURE DE BALI ET L’UNIVERSITÉ


D’UDAYANA L’Agence de la Culture de Bali a collaboré avec étudiant du département littéraire Balinais de l'Université Udayana en conservant lontar (manuscrit fait par un congé papyrus), dans le bureau du Center de la Documentation du Culture de Bali, l’Agence de la Culture de Bali. Le programme vise à conserver l'ancien document ainsi que de donner la pratique directement aux étudiants. Lontar est un congé qui a été utilisé à l'origine comme un média à l'écriture. Les centaines ans de manuscrits qui ont été collection de l’Agence de la Culture de Bali, contiennent une bonne philosophie et histoire historique. Il a besoin de la conservation périodiquement, de sorte qu'ils seront bien préservés et documentées. C'est un programme positif, en plus de conserver les étudiants, lontar pourraient également appliquer la théorie obtenu à l'université. L'ingrédient qui a été utilisé pour conserver lontar est l'alcool et la citronnelle pour nettoyage des manuscrits et Kluwak (un fruit noir généralement utilisé comme épice) pour décolorer les manuscrits écrits en langue Bali et Java antique. En plus de conserver, les élèves ont eu la chance d'apprendre ces manuscrits. (PM)

Selasa, 30 April 2013

UTSAWA DHARMAGITA


I.    LATAR BELAKANG KEGIATAN


Dharmagita sebagai sebuah nyanyian suci keagamaan bagi umat hindu yang biasa digunakan untuk mengiringi berbagai kegiatan keagamaan, khususnya yang berhubungan dengan ritual/yadnya. Teksnya bersumber dari ajaran Suci Weda yang mengandung nilai-nilai spiritual, etika yang sangat tinggi sehingga memberi tuntunan pemahaman agama Hindu mulai dari aspek tattwa, susila, maupun acara/upakara. Keberadaan Dharmagita dalam aktifitas tersebut sangatlah dibutuhkan karena didalamnya terdapat nilai-nilai keagamaan yang secara tidak langsung dapat disampaikan pada saat Dharmagita dilagukan.
Penyajian yang dijalin dalam bentuk nyanyian suci keagamaan dengan irama lagu yang melankolik sangat membantu menciptakan suasana hening, hikmat dan suci, oleh karena itu sangat dibutuhkan keberadaannya dalam menyertai berbagai kegiatan Yadnya. Bait-bait mantra suci Weda yang dirangkai dalam bentuk puisi menjadi Dharmagita terasa lebih indah untuk dinikmati.
Sebagai salah satu wujud kebudayaan, Dharmagita juga perlu mendapat pelestarian, mengingat        Dharmagita sebagai suatu sarana penyampaian pesan-pesan moral-moral yang terdapat dalam sastra. Salah satu pelestarian dari Dharmagita ini adalah menyelenggarakan Utsawa Dharmagita. Utsawa dapat diartikan sebagai sebuah perlombaan. Perlombaan dalam hal ini bukan semata dimaksudkan untuk memperebutkan juara, melainkan mencoba menumbuhkembangkan minat umat Hindu, khususnya generasi muda Hindu untuk mencintai dan melestarikan Dharmagita, sebagai sebuah kebudayaan dan aktifitas keagamaan.  Selanjutnya Utsawa Dharmagita diharapakan mampu menjadi sarana pembinaan umat Hindu di Indonesia melalui jalur seni.
Keberadaan Dharmagita dikalangan umat Hindu memiliki keragaman dalam bahasa, irama lagu, maupun cara-cara melakukannya. Hal itu telah mengantarkan umat Hindu pada kekayaan budaya di bidang seni yang tidak terbatas.
Adapun beberapa jenis kegiatan yang selama ini digolongkan ke dalam Dharmagita, antara lain :
           1.     Sloka dan Sruti
           2.     Palawakya
           3.     Kidung
           4.     Dharmawacana
           5.     Dharmawidya
           6.   Kakawin
           7.   Geguritan 
II.   MAKSUD DAN TUJUAN
        Tujuan penyelenggaraan Utsawa Dharmagita Tingkat Nasional Tahun 2014 adalah :
а. Tujuan Umum
             -          Meningkatnya pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kitab suci Weda
             -          Meningkatkan Sraddha dan bhakti sebagai landasan terbentuknya susila Hindu
             -          Melestarikan dan mengembangkan Dharmagita
             -          Memantapkan kerukunan intern umat Hindu
             -          Menyamakan persepsi tentang Dharmagita
             -          Meningkatkan kajian terhadap kitab suci Weda
b. Tujuan Khusus
             -          Meningkatkan keterampilan membaca kitab suci Weda/kidung-kidung keagamaan.
             -          Meningkatkan penguasaan materi ajaran agama Hindu
             -          Memperluas wawasan tentang kidung keagamaan daerah
             -          Merintis kader-kader pe-dharmawacana
             -          Memilih peserta terbaik Utsawa Dharmagita
             -          Menemukan solusi terbaik tentang penyelenggaraan Utsawa Dharmagita ke depan.

III. TARGET / SASARAN KEGIATAN
     -       Terbinanya Anak-Anak yang mempunyai kemampuan dibidang  magegitan
     -       Anak-anak lebih memahami materi ajaran agama Hindu
     -       Meningkatnya pemahaman Umat Hindu tentang nilai-nilai keagamaan yang terdapat dalam sastra